Tuesday, 29 October 2013

FATWA SESAT ULAMA SYIAH






FATWA ULAMA SYIAH : TAHANAN WANITA WAJIB DI PERKOSA DULU SEBELUM DI EKSEKUSI MATI



IRAN (KabarDuniaIslamPress) - Tambah sempurnalah kesesatan dan kebobrokan moral ajaran maupun para ulama dan pengikut syiah, yang mengklaim diri sebagai pengikut dan pewaris sejati imam ali kw dan ahlul bait.

Orang yang berakal sehat tentu akan menolak ajaran syiah dan menjauhkan diri serta keluarganya jauh2 dari ajaran sesat syiah, karena faktanya, syiah adalah ajaran yang sangat merusak dan menyimpang dengan ajaran Rasulullah, imam Ali kw dan ahlul bait.

Salah satu contoh kecil fakta kebobrokan moral ulama dan pengikut ajaran syiah adalah di wajibkanya memperkosa tahanan wanita sunni yg akan dieksekusi mati. Inilah Bukti Kesesatan dan kebobrokan moral Syiah

Potret Nyata di Negeri Syi’ah Iran - Tahanan Wanita di Iran Diperkosa Dahulu Sebelum di Eksekusi Mati.

Para anggota milisi Basij Iran yang ditakuti, melakukan perkosaan kpd para tahanan wanita yang masih perawan sebelum para tahanan wanita itu dihukum mati.
Mereka yang diperkosa adalah para tahanan wanita yang divonis hukuman mati dan masih perawan. perkosaan ini adalah 'Ritual' wajib, kata salah satu anggota milisi Basij tersebut. Salah seorang anggota milisi yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa ini adalah bagian perintah dari pemimpin tinggi Iran Ali Khameini.

The Jerusalem Post anggota milisi ini mengatakan bahwa pada saat berumur 18 tahun ia pernah diberi 'kehormatan' oleh Khameini untuk menikahi mut'ah tahanan wanita muda sebelum mereka di eksekusi mati.

Di negara penganut aliran Syiah rafidah yang sesat ini adalah ilegal memperkosa perawan yg akan di eksekusi mati, kata salah satu mantan anggota milisi. Jadi, pemerintah mengatur pesta 'pernikahan' semalam sebelum si tahanan wanita digantung, dan si wanita dipaksa untuk melayani nafsu seksual si laki-laki, laporan situs Fox News.

Setelah digauli suami barunya, kalau tidak mau di gauli maka harus dipaksa maka si tahanan wanita itu sudah sah dan halal untuk digantung. Aku sangat menyesal, walaupun pernikahan itu sah dan legal menurut ajaran Syiah, kata mantan milisi tersebut kepada Jerusalem Post.

Dia juga bersaksi, beberapa tahanan wanita diberi obat tidur dulu untuk membuat mereka tidak sadarkan diri, karena biasanya mereka melawan saat akan diperkosa, bahkan mereka lebih takut pada malam pertama mereka daripada saat menghadapi hari terahir hidupnya di tiang gantungan.

“Aku dengar mereka manangis keras dan berteriak-teriak setelah proses perkosaan itu selesai”, kata mantan milisi tersebut. Aku tidak akan bisa lupa bagaimana salah satu gadis Sunni tersebut mencakari wajah dan lehernya sendiri dengan kuku-kukunya setelah ia digauli. Ia mengalami luka parah akibat cakaran kukunya sendiri”, tutup mantan milisi tersebut.

Membaca kisah nyata dan memilukan yang menyayat hati di atas, orang yang berhati nurani manusia (bukan binatang red) tentu bisa membayangkan bagai mana sakit dan menderita lahir dan batinya gadis sunni yg di vonis mati itu lalu mendoakan saudara2 muslim sunni yg hidup di iran agar terlepas dari fitnah2 keji rafidhah, dan mendoakan saudara2 yg telah terpengaruh dan masuk agama syiah. Semoga mereka kembali kpd ajaran yg benar, yaitu ajaran ahlusunnah yg sesuai dengan ajaran Nabi yang diwariskan kepada para Sahabat dan Ahlul bait Rasulullah.

Dan saudara saudara yg telah masuk syiah, semoga hati anda terbuka, dengan adanya fakta kebobrokan, kejanggalan, maupun penyimpangan2 ajaran dan ulama2 syiah yg anda anut. Sehingga anda mau dengan kerelaan dan keihlasan hati meninggalkan ajaran sesat syiah, jika anda memang menjadikan hanya Allah Ta'ala sebagai tujuan.

Saudara saudaraku syiah, kami ketengahkan kesesatan2 kejanggalan dan kerancuan2 agama syiah, karena sungguh kami mencintai anda, kami tidak rela dan merasa tdk beriman jika kami cuek rela, senang, melihat saudara2 kami terjerumus kepada arus yg salah dan propaganda syiah dalam menyesatkan dan merusak kaum muslim, dengan di tebarkanya ajaran abdullah bin saba' al yahudi wal majusi.



Sumber : Danny Al-Bantany

No comments:

Post a Comment